http://putriomsima.blogspot.com/
Hati adalah tempat kita berdiskusi,,,Pungsikan hati untuk melihat dan memahami keadaan yang ada di sekitar kita...

Selasa, 13 Desember 2011

Statemen yang tak masuk akal

Ada yang bilang..bahwa dalam menjalani hidup ini, kita tidak boleh berpedoman kepada kehidupan orang lain atau tetangga. Kalau di pikir-pikir, kadang ada benarnya juga..sebab  gaya hidup seseorang itu di pengaruhi oleh background atau latarbelakang yang berbeda, seperti pendidikan, pola pikir, strata social, lingkungan atau pekerjaan. Namun, menurutku tidak tertutup juga kemungkinan kalau seseorang itu mempedomani atau menginkan kehidupannya bisa seperti orang lain. Menurutku, itu sah-sah saja...selagi kita tau dan bisa mengukur kemampuan diri kita, dan yang harus kita sadari betul adalah kehidupan seperti apa yang harus kita contoh dan pedomani tersebut. Selagi yang kita lihat dan akan di pedomani itu berdampak positif  dan baik, itu boleh-boleh saja.

Ketika saya membaca sebuah buku cerita atau fiksi, entah itu kisah nyata yang di dramatisir oleh pengarangnya atau apalah...seorang teman pernah berkata "Untuk apa kita mengikuti kisah cinta orang lain, sedangkan kita sendiri mengalaminya".  Aku bingung..apa benar begitu..?? Ah, tapi sudahlah...aku pikir orang yang bicara seperti itu kali saja sedang lagi mabuk. Bisa jadi dia lagi mabuk karena alkohol, atau betul-betul lagi mabuk cinta ha ha ha... Yang jelas membaca adalah hoby ku, dan semua bacaan adalah inspirasi buatku. Dengan membaca ilmu dan wawasanku bertambah. Semakin banyak aku membaca, semakin aku merasa miskin dengan ilmu. Bukankah begitu sob..??



Sabtu, 03 Desember 2011

Manusia dalam Berbagai Kelompok Sosial dan Lingkungannya

Mengambil "manusia" sebagai titik tolak dalam membicarakan permasaalahan lingkungan memang tampak amat relevan sekali. Sebagai makhluk yang di anggap istimewa, manusia memiliki akal dan rasa. Melalui pengembangan akal atau penalarannya, manusia mempunyai kemampuan untuk mengolah alam sekitarnya untuk memenuhi kebutuhan materinya. Melalui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi manusia boleh di katakan telah berhasil mengaduk-aduk bumi ini buat kepentingan dirinya. Bagi mereka yang menghimpun kekuatan ilmu dan teknologi, sering menyebabkannya lupa tentang keterbatasan2 alam itu sendiri, sehingga pengekploitasiannya secara berlebihan bukan lagi membawa kebahagiaan materi, melainkan berbalik mendatangkan petaka yang menyengsarakan.

Pembabatan hutan yang tidak terencana dan bertanggung jawab akhirnya bermuara pada erosi dan banjir. Pendirian pabrik-pabrik yang tidak di perhitungkan akhirnya bisa membunuh dan meracuni ikan-ikan dan binatang sejenisnya. Polusi yang di akibatkan oleh pembangunan industri di ketahui pula sbg salah satu sumber utama dari berbagai penyakit manusia. Begitulah, pemakaian ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak bertanggung jawab akhirnya membawa akibat-akibat yang merusak lingkuangan yang menjadi sumber kehidupan manusia itu sendiri. Alam menjadi tidak ramah lagi, melainkan sudah semakin pengap dan  tak enak lagi untuk di diami. Pada waktu itulah kita (manusia ) tersentak, bahwa alam itu mempunyai keterbatasannya sesuai dengan hukum-hukum yang terkandung di dalamnya yang sebahagian  besar masih merupakan rahasia bagi manusia sendiri.

Jelaslah kiranya, bahwa ketamakan manusia bukan saja merusak alam tempat kelangsungan hidupnya, tapi juga akhirnya mendatangkan malapetaka yang mungkin sekali akan memusnahkan dirinya sendiri. Itulah sebabnya,  mengapa kunci masalah lingkungan ini terletak pada manusia. Lalu bagaimana..?? Sebagaimana telah di ungkapkan, bahwa kita manusia di bekali oleh rasio dan rasa, jasmani dan rohani. Akan tetapi dalam pertumbuhan dirinya perkembangan antara rasio dan rasa itu tidak selalu seimbang dan sejajar. Hal itu tercermin dalam sikap dan tingakh lakunya dalam berbagai bidang kehidupan sehari-hari. Adakalnya kita menemukan sikap dan tingkah laku manusia yang amat di dominasi oleh rasio, atau sebaliknya rasa hatinyalah yang mengendalikan dirinya.

Mereka yang berhasil mengembangkan rasio atau penalarannya sejauh mungkin, memang telah memperlihatkan hasil-hasil yang luar biasa dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, yang kemudian telah berhasil pula mereka pakai guna mengejar kemajuan materi. Dari situ lahir pula sikap dan tingkah laku yang amat berorientasi pada pengembangan rasio untuk mencapai kebahagiaan kebendaan. Dan oleh sebab itu pulalah orientasi seperti itu di sebut orang sebagai orientasi kebudayaan materi. Nah, orientasi seperti ini adalah ciri khas dari kebudayaan barat yang di manifestasikan dalam berbagai bentuk dan variasi, baik yang bercorak liberal-kapitalis, maupun Marxis-sosialis/komunisme. Pendewaan rasio dan nilai materi memang telah mendatangkan banyak kemajuan. Tetapi bukan itu saja, sejarah peradaban manusia juga mennyaksikan betapa kemajuan  ilmu pengetahuan dan teknologi telah di pakai untuk saling membunuh dalam peperangan dengan memakai hasil kemajuan dalam persenjataan. Terbukti, perkembangan rasio yang tanpa kendali antara lain telah menjadikan manusia berwatak serakah, angkuh, dan bengis spt diperlihatkan oleh kolonialisme dan inperialisme.

Di segi lain, orientasi yang di dominasi oleh pengembangan rasio dan kebahgiaan materi juga telah banyak menjadikan manusia mempunyai sifat-sifat rakus, sehingga mengekploitasi alam di sekitarnya dengan semaunya saja. Saling berlomba menguras kekayaan alam, tanpa memperhitungkan keperluan untuk melestarikannya. Jelaslah kiranya, bahwa  orientasi secara berlebihan kepada rasio atau penalaran, di samping memungkinkan manusia untuk maju secar materi dengan pesat, juga mengandung kelemahan yang lebih berat pula, yaitu kesulitan untuk menahan atau mengontrol diri. Nah, apakah banjir yang terjadi di beberapa kota besar, dan longsong di beberapa daerah,, juga merupakan salah contoh dari akibat sikap serakah manusia..?? dan siapa yang bertanggung jawab dalam hal ini..???