Banyak diantara kita mencari kebahagiaan, tetapi tidak mengetahui jalannya. Berbagai cara di tempuh agar hatinya merasa tentram dan jiwanya merasa tenang, namun kegagalan yang di jumpainya. Sebagian manusia telah frustasi kebahagiaan, bahkan menganggap kebahagiaan sebagai angan-angan kosong yang tidak mungkin di capai. Mereka ini telah putus asa terhadap dirinya sendiri.
Ada lagi yang memperoleh kebahagiaan semu dan menyangka telah memperoleh kebahagiaan. Mereka melakukan perbuatan yang memuaskan hawa nafsunya dan merasa senang dengan hal itu. Pada hal ia telah melanggar hukum atau menyalahi fitrah. Mereka itulah orang2 yang bergelimang dalam maksiat, dan jiwanya telah lalai memperhatikan kebenaran.
Islam mengajarkan bahwa hanya Allahlah yang merupakan sumber dari kebahagiaan setiap manusia. Karena Allahlah yang telah menciptakan manusia dan Dia-lah yang maha mengetahui kebutuhan fitrahnya. Allah yang mensejahterakan manusia, membuatnya sedih dan bahagia, tertawa dan menangis, suka dan duka.
Kisah ibu Nabi Musa telah menggariskan satu hal pokok pada kita, bahwa muslim yang berserah diri kepada Allah akan mencapai kebahagiaan yang hakiki. Kendati pada mulanya ia merasa sedih dan diguncang dengan perasaan khawatir. Namun Allah pasti akan membuktikan kekuasaannya. Ketika ibu Nabi Musa di perintahkan untuk membuang bayinya, tentulah suatu hal yang sangat berat. Betapa mungkin anak yang di cintainya akan di hanyutkannya begitu saja ke sungai Nil yang ganas. Yang pada akhirnya ibu Musa mentaati perintah Allah yang unik itu. Ia lebih rela menghanyutkan puteranya ke sungai Nil dari pada memelas minta balas kasihan Fir'aun yang zhalim. Ia yakin, Allah yang memerintahkan tentu akan menjamin keselamatan puteranya. Sebagaimana firman Allah "
Barang siapa yang bertakwa kepada Allah, maka Allah berikan kepadanya jalan keluar (bagi segala kesulitannya). Dan di beri rizki dari arah yang tiada disangka-sangka. Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, Allah-lah yang menjadi pencukup dirinya (Ath-Thalaq: 4)
Maka kebahagiaan muslim yg shalehah seperti ibu Musa terletak pada ketenangan jiwanya. Ketenangan ini menjadi pokok atau inti kebahagiaan yang di berikan Allah.
Pokok (ketenangan jiwa) itu adalah sesuatu yang di simpan oleh Allah untuk diberikan hanya kepada orang-orang pilihanNya. Sungguh banyak orang di beri Allah kepandaian, kesehatan dan harta yang banyak, juga popularitas. Tetapi ketenangan jiwa hanya di berikan Allah pada orang-orang yang terbatas. Ketenangan jiwa yang menjadi pokok kebahagiaan hanya dapat di capai melalui ketaatan yang mutlak terhadap Pencipta jiwa manusia itu sendiri. Allah telah menetukan ukuran bahagia dengan serapi-rapinya untuk orang-orang yang beriman kepada Allah, Rasul dan seluruh ajaran Islam.
Kebahagiaan bagi orang-orang yang beriman di dunia bukan berbentuk kekayaan, tetapi kehidupan yang baik, penuh barakah, berdaya guna dan berhasil guna. Menentramkan hati dan menenangkan jiwa. Balasan Allah di akhirat adalah surga, dengan segala kenikmatanNya yang tak pernah terlintas di benak manusia. Puncak kebahagiaan akhirat adalah melihat wajah Allah Azza Wa Jalla.
Muslim yg shaleh menyadari bahwa setiap kepatuhan bernilai ibadah serta memberi dampak ketenangan pada jiwa. Sebaliknya setiap perbuatan maksiat berdampak keresahan jiwa yang akibatnya adalah kesengsaraan dan penderitaan. Untuk mencapai kebahagiaan ini, setiap muslim hendaknya senantiasa mempersiapkan tiga hal dalam menempuh perjalanan hidupnya.
1. Hati Yang Selalu Bersih (Ikhlas)
Kebahagiaan sejati akan di peroleh melalui kesucian jiwa dan sehatnya hati. Bersih jiwa maksudnya adalah bersih jiwa dari kotoran2 kemaksiatan dan dosa terhadap Allah serta dosa sesama manusia. Karena itu Allah menyatakan bahwa mereka yang senantiasa membersihkan jiwanya akan mendapat kejayaan.
Hati yang sehat senantiasa akan terpelihara dari pengaruh hawa nafsu, selamat dari berbagai penyakit bathin yang akan menyeret kita pada kesengsaraan dan penderitaan. Hati yang sehat tidak akan mau berdamai dengan tuntutan shahwat terhadap hal-hal yang di haramkan Allah.
Hati yang suci senantiasa akan memelihara iman agar tetap istiqomah. Jiwa akan mengingatkan pribadinya agar perbuatan baiknya dilakukan semata-mata karena Allah dan terhindar dari motif-motif lain yang di benci-Nya. Karena niat yang ikhlas merupakan syarat utama di kabulkannya suatu amal.
2. Lidah Yang Basah dengan Dzikrullah
Untuk mencapai jiwa yang tentram setiap kita beriman hendaknya selalu mengingat Allah dengan Dzikrullah. Dzikir artinya menyebutkan nama Allah dengan sifat2Nya yang mulia dengan lidah, diiringi dengan keyakinan hati yang bulat dan mantap.
Dzikrullah dapat di lakukan dalam berbagai aktifitas, khususnya pada ibadat2 yang diajarkan langsung oleh Rasulullah, spt Sholat, shaum, haji dsb. Karena sebagai muslim kita di tuntut tidak boleh melalaikan diri dari mengingat Allah.
Dzikir juga dapat mengendalikan seseorang dalam berfikir atau menalar sesuai dengan ketentuan Allah dan Rasul-Nya. Sehingga berfikir itupun mengandung nilai ibadah. (Saya yang menulis juga baru tahu kalau berfikir ternyata jg memiiki nilai ibadah). Orang yang mengingat Allah ketika mereka berdiri, duduk ataupun berbaring dan memikirkan pencipta langit dan bumi, lalu mereka berdo'a " Ya Robb kami, tiada Engkau ciptakan semua ini dengan sia-sia. Maha suci Engkau, maka hindarkanlah kami dari api neraka" (Ali Imran: 191).
3. Perbuatan (Amal) Yang Shaleh
Perbuatan amal yang sholeh yaitu setiap perbuatan yang sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasulullah. Pebuatan ini meliputi semua aktifitas kita sbagai individu, masyarakat, maupun bernegara. Setiap perbuatan ataupun perkataan yang di niatkan untuk mencari ridho Allah dan tidak bertentangan dengan ketentuan Al-Qur'an dan Sunnah adalah amal shaleh dan ibadah yang utama. Bahagia (as-sa'dah) dapat di capai dengan perintah Allah dan menjauhi laranganNya. Orang yang selalu bersikap demikian disebut dengan orang-orang yang bertakwa.
*****
(Saya pernah baca novel yg berjudul Kantata Ababil, yg berkisah ttg ustad Karang Bolong, ttg kehidupan di kota Mati, dan ttg kehidupan seorang pemuda yg berprofesi sbg seorang jurnalis berniat mengikrarkan ijab kabul pernikahannya di bawah terik matahari di depan Ka'bah....Subhanallah..saya bacanya sampai meneteskan air mata. Sebuah cerita motivasi dan sangat mencerahkan saya pikir. Paling tidak jadinya tulisan ini terinspirasi oleh beberapa buah buku yang pernah saya baca). Semoga bermanfaat.. dan mohon ma,af andaikata ada salah tulis atau salah persepsi. Semoga sahabat yg membaca tetap selalu menjadi Muslim dan musliamah yang shaleh dan di Ridhoi Allah, amiiinnn. Selamat menunaikan ibadah puasa
.
pencerahan yang sangat mendalam, di bulan suci ramadhan ini..
BalasHapusAyas sangat setuju dengan ini,.
BalasHapusAllah segalanya bagi saya terutama,,. mendekati Nya adalah hal terindah dalam hidup..
saya teringat kata seorang sufi. Beliau berkata
"Rasakan manisnya jika engkau dekat dengan tuhanmu, dan rasakan pula pahitnya jika engkau jauh dari tuhanmu".
Semoga kita akan selalu mendekati Nya,. Amiin,.
smoga kita2 termasuk org2 yg mengutamakan Allah diatas segalanya,,walau terkadang yg item 1 itu sgt sulit bener tuk di terapkan dalam kehidupan sehari2..hehe,, tapi usaha tuk nuju kesitu slalu..
BalasHapusJadi, jangan cari sumber kebahagiaan lain selain ke Allah SWT. :)
BalasHapusapakah bisa demikian?, amin. :)
BalasHapusya betul Allah lah sumber bahagia kita,tak satupun mahluknya bisa membahagiakn kita tanpa seizin Nya :D
BalasHapusbener..karunia allah yg tiada duanya adalah ketenangan hati.itu yg sulit diperoleh. khusuk ga cuma wkt shalat saja tapi juga khusuk dalam melaksanakan kegiatan duniawi..khusuk karena Allah ta'ala.
BalasHapusserasa pergi terawih..
BalasHapussemoga kita mendapatkan kebahagiaan itu.
Khaliza@, Semoga bermanfaat ya sob, makasih
BalasHapusCikal@, Amiiinn, thanks ya sob, komennya
Al-Kahfi@, Bener sob...menjaga hati memang susah. Jgnkan kita akan menjaga hati & perasaan org lain, menjaga hati kita saja jg butuh waktu. Namanya jg kt hidup di lingkungan yg berbeda asal dan latarbelakang manusia yg berbeda2, kadang apa yg ada di hadapan kt sgt bertentangan dg hati dan keyakinan kita, mau menghindarinya tak enak, mau majupun serba salah..akhirnya perang bathin yg terjadi pada pribadi kta. Barangkali pinter2nya kita menyikapi suatu masalah, agar kt ttp bisa menjaga hati yg bersih dan ikhlas. makasih ya sob, komennya
Febriasob@, Semua kembali pd sumber keyakinan kita masing2 sob..kalo kt yakin kenp tidak. thanks ya, salam
Jin Kinjeng@, InsayaAllah..amiinn
Randi Oktaran@, Sepakat dah..semoga smua yg kt inginkan di RidhoiNya, amiinn. Makasih ya
Ketty Husnia@, Benar mbak, kita mmg harus butuh waktu, butuh kesabaran dan ke khusukkan dlm menghadapai sst hal, baru kita bisa merasakan nikmatnya. Makasih ya mbak komennya
Salam buat sahabat semua..mks atas komennya
Ra-kun@, hehehehe...Taraweh ala dumay sob..makasih ya, salam
BalasHapusiyap, Allah memberikan yg terbaik buat kita, jadi kalo ada sesuatu yg menurut kita ngga cocok, harus positif thinking ajalah, ehehee, betul kan kak? :D
BalasHapussiippp, klo lagi penat dan bingung baca al quran, shalawat, dijamin g jadi mentok deh *yusuf mansur punya,hehe..
BalasHapusALLOHU AKBAR!!
BalasHapusAlloh adalah sumber kebahagiaan diDunia & diAkhirat,, Karna hanya dengan Mengingat ALLOHlah Hati menjadi tenang...Jika Hati sudah tenang maka otomatis ada Kebahagiaan.. Semoga!!
MANTAAAF BGT!!!
Putri,
BalasHapusMaaf pada nomor 3 ada redaksi yang keliru ; maksudmu sholeh, tapi tertulis : Perbuatan (Amal) Yang Salah.
Obrolan blogger.com@, Astaghfirullah al'aziimm.. benar saya salah tulis bapak, makasih ya bapak sudah mengingat saya, ok ckrg sudah di edit kembali,makasih banget..salam
BalasHapusBagi-bagio@, Allahu Akbar...sepertinya begitu dech.. semua bersumber dr hati, kemanapun hendak melangkah, apapun aktivitas..kalo hati kt tenang, bersih dan ikhlas semua2 pasti lancar,, yg pasti reski pasti ikut lancar heeeee.., makasih ya..salam
BalasHapus