"Mujur sepanjang hari, musibah tak dapat di tolak". Itu ungkapan yang sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Semua terjadi atas kehendak Allah. Atas ridhoNya kita telah di beri rezeki siang dan malam melalu usaha dan upaya yang kita lakukan. Sepanjang hari kita telah menikmati rahmat dan nikmatNya tanpa ada batas ruang dan waktu. Sudahkah kita mensyukuri apa yang telah kita miliki ? Bersyukur seperti apakah yang Allah inginkan? Entahlah..! Rasa-rasanya setiap saat, setiap waktu dan telah tanpa batas ruang dan waktu pula kita telah berucap syukur pada Allah, ikhlas... seikhlas apa yang telah di berikanNya. Dan memang sudah sepantasnnya pula kita melakukan puji syukur kepadaNya. Nikmat yang di berikan Allah tidaklah memandang pangkat dan jabatan, tidak pula mengenal kasta dan golongan, bahkan tidak pula membedakan si kaya dan si miskin. Semua tergantung pada kemauan kita untuk berusaha, tergantung pada rajin atau malasnya kita beraktifitas dan gigih atau tidaknya mereka untuk meraih kesuksesan. Arrah'man.. Arrah'im, Allah maha pengasih dan Allah maha penyayang itulah sifat Beliau.
Allah telah ciptakan segala sesuatunya berpasang-pasangan. Di ciptakan Hawa oleh Allah di sorga karena Adam merasa kesepian, meskipunpun hidup Adam serba berkecukupan di surga. Di jadikanNya Hawa dari tulang rusuk Adam di maksud adalah sebagai pendamping Adam dalam suka dan duka. Tidaklah di jadikanNya Hawa dari atas kepala dengan maksud untuk berkuasa, dan tidak pula di jadikanNya Hawa dari telapak kaki dengan maksud untuk di jajah seenaknya. Itulah kekuasaan Allah, di ciptakanNya manusia hidup berpasang-pasangan agar bisa hidup saling tolong menolong, saling bantu membatu. Si miskin butuh orang kaya, ada kalanya si kaya butuh si miskin. Di ciptakanNya Jin dan manusia kecuali adalah untuk mengabdi kepadaNya. Manusia dciptakanNya untuk selalu mengabdi kepadaNya, mengamalkan semua perintahNya dan menjauhi semua laranganNya. Di ciptakanNya Jin adalah sebagai musuh manusia. Jin akan selalu menggoda iman manusia. Dimana manusia berada sudah tentu pula akan ada syaitan yang akan menggoda manausia. Seberapa kuatkah benteng iman kita sebagai manusia untuk melawan bujuk dan rayuan syaitan. Jawabnya mungkin kembali kepada pribadi kita masing-masing. Seberapa kuat kita bisa mengendalikan hawa dan nafsu kita terhadap sesuatu hal. Semua itu tentulah tergantung kepada tebal dan tipisnya iman kita, tergantung pada lemah dan kuatnya pemahaman kita terhadap ajaran dan aturan hukum agama yang berlaku. Apabila iman kita lemah maka bersoraklah syaitan yang telah berhasil menyesatkan manusia ke jalan neraka.
Di jadikannya pergantian siang dan malam oleh Allah tentulah ada maksud dan tujuannya. Di beriNya siang agar manusia bisa beraktivitas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Di beriNya sinar matahari agar padi petani bisa masak dan agar proses photosintesis bisa berlangsung terhadap tanaman dan tumbuh-tumbuhan lainnya. Tidaklah dijadikan manusian oleh Allah hanya untuk bekerja semata. Diberinya malam agar kita bisa beristirahat karena telah beraktivitas di siang hari. Malam waktunya untuk berkumpul dan bersosialisasi dengan semua anggota keluarga.Sungguh bertumpah ruah nikmat yang telah di berikan oleh Allah pada umatNya.
Allah telah ciptakan segala sesuatunya berpasang-pasangan. Di ciptakan Hawa oleh Allah di sorga karena Adam merasa kesepian, meskipunpun hidup Adam serba berkecukupan di surga. Di jadikanNya Hawa dari tulang rusuk Adam di maksud adalah sebagai pendamping Adam dalam suka dan duka. Tidaklah di jadikanNya Hawa dari atas kepala dengan maksud untuk berkuasa, dan tidak pula di jadikanNya Hawa dari telapak kaki dengan maksud untuk di jajah seenaknya. Itulah kekuasaan Allah, di ciptakanNya manusia hidup berpasang-pasangan agar bisa hidup saling tolong menolong, saling bantu membatu. Si miskin butuh orang kaya, ada kalanya si kaya butuh si miskin. Di ciptakanNya Jin dan manusia kecuali adalah untuk mengabdi kepadaNya. Manusia dciptakanNya untuk selalu mengabdi kepadaNya, mengamalkan semua perintahNya dan menjauhi semua laranganNya. Di ciptakanNya Jin adalah sebagai musuh manusia. Jin akan selalu menggoda iman manusia. Dimana manusia berada sudah tentu pula akan ada syaitan yang akan menggoda manausia. Seberapa kuatkah benteng iman kita sebagai manusia untuk melawan bujuk dan rayuan syaitan. Jawabnya mungkin kembali kepada pribadi kita masing-masing. Seberapa kuat kita bisa mengendalikan hawa dan nafsu kita terhadap sesuatu hal. Semua itu tentulah tergantung kepada tebal dan tipisnya iman kita, tergantung pada lemah dan kuatnya pemahaman kita terhadap ajaran dan aturan hukum agama yang berlaku. Apabila iman kita lemah maka bersoraklah syaitan yang telah berhasil menyesatkan manusia ke jalan neraka.
Di jadikannya pergantian siang dan malam oleh Allah tentulah ada maksud dan tujuannya. Di beriNya siang agar manusia bisa beraktivitas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Di beriNya sinar matahari agar padi petani bisa masak dan agar proses photosintesis bisa berlangsung terhadap tanaman dan tumbuh-tumbuhan lainnya. Tidaklah dijadikan manusian oleh Allah hanya untuk bekerja semata. Diberinya malam agar kita bisa beristirahat karena telah beraktivitas di siang hari. Malam waktunya untuk berkumpul dan bersosialisasi dengan semua anggota keluarga.Sungguh bertumpah ruah nikmat yang telah di berikan oleh Allah pada umatNya.
Terimakasih ya Allah... atas semua rahmat dan nikmatMu yang selalu Engkau berikan pada kami siang dan malam. Telah Engkau beri kami nikmat dalam bentuk siang dan malam, telah Engkau beri kami hujan dan panas, telah Engkau ciptakan manusia dan syaitan, Engkau beri kami gunung dan lautan, Ada mujur ada malang. Mujur,,telah Engkau datang kepada kami umat manusia tanpa ada batas ruang dan waktu. Malang atau musibah pun Engkau datangkan tanpa memberi aba-aba atau peringatan.Semua terjadi begitu cepat. Paling tidak itulah yang telah di rasakan oleh anakku waktu itu. Suatu petaka yang telah menimpa anak gadisku. Anak gadisku tersiram air panas sewaktu ia hendak membuat minum. Pada hal biasanya ia selalu minta di buatkan, tp entah kenapa waktu itu ia ingin membuat sendiri, dan seketika musibah itu datang. Sesuatu yang tidak di inginkan telah terjadi. Dan itu pula yang telah membuat aku selalu menyesali diri karena sebagai seorang ibu telah lalai menjaga titipanNya. Tak kuasa diri ini melihat ratapan gadisku. Akupun tak henti meratap dan menyesali diri melihat bentuk kulit paha dan betisnya gadisku melepuh merah sperti udang rebus. Seandainya sakit itu bisa dipindahkan, akulah yang akan menanggung sakit yang di derita oleh gadisku itu. Apakan musibah ini pertanda ujian buat aku dan gadisku ? Entahlah.. Barangkali saja ini adalah teguran buat aku sebagai orang tua yang harus lebih cermat dan berhati-hati lagi menjaga anak anakku. Dan barangkali juga Allah lagi menguji iman dan kesabaranku dalam menerima cobaan dalam bentuk apapun. Ya Allah.. Kuatkah Imanku,, Berilah hamba kesabaran dan ketabahan dalam menghadapi ujian dan cobaan yang Engkau turunkan Ya Allah....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda yang berupa saran ataupun kritikan adalah masukan untuk sempurnanya postingan ini. Terimakasih telah berkomentar..!!