http://putriomsima.blogspot.com/
Hati adalah tempat kita berdiskusi,,,Pungsikan hati untuk melihat dan memahami keadaan yang ada di sekitar kita...

Selasa, 19 Juli 2011

Santri, Kiai dan Music

Di suatu sore...seorang kiai di langgarnya, di datangi oleh dua orang kakak beradik yang baru mulai beranjak remaja, serta dua orang teman lainnya.  Pada saat itu Kiai pemilik langgar sedang asyik memainkan biolanya dengan nada yang mendayu-dayu. Dua orang kakak beradik itu tidak berani menghentikan pak Kiai memainkan biolanya sekalipun dengan sebuah ucapan salam. Setelah pak Kiai benar-benar menghentikan biolanya di gesek, barulah praremaja yang sedari tadi tegak mematung di luar langgar mengucapkan salam. Langsung saja pak Kiai menjawab ucapan salam mereka dan mempersilahkan mereka masuk.

Semenjak langgar itu berdiri, belum seorangpun ada santri yang mengikuti pengajian bersama Kiai tersebut. Entah apa sebabnya. Tiba-tiba saja dua orang kakak beradik itu, Daniel dan Jazuli menyamperin pak kiai si pemilik langgar, setelah mereka mengikuti khutbah jum'at yang di bawakan oleh pak Kiai itu di sebuah mesjid. Dengan bahasa yang terbata-bata kedua bersaudara itu mengutarakan maksudnya kepada pak kiai di luar mesjid agar mereka bisa di terima sebagai muridnya. Sejenak pak Kiai terdiam melihat kesungguhan dua bersaudara itu, pada hal Danial dan Juzuli adalah SANTRI seorang kiai di langgar yang lain.

Pak Kiai si pemilk langgar bertanya tentang kesungguhan dua bersaudara itu untuk mengikuti pengajian dengannya. Dengan mantap keduanya menjawab "kami sudah berketetapan hati kiai"." Kalau begitu silahkan datang ke langgar saya sore nanti". Sebelum berpisah siang itu, dua bersaudara itu bertanya apakan mereka boleh membawa teman-temannya. Dengan senang hati pak Kiai menjawab "boleh".

Tadinya calon santri itu ada lima orang. Yang satu orang sebelum sempat di kenali oleh Kiai, terlebih dahulu telah menarik diri dan memutuskan untuk tidak mengikuti pengajian dengan Kiai pemilik langgar. Alasannya..ia tidak akan berguru kepada seorang Kiai kafir, sebab ia beranggapan bahwa biola yang di mainkan oleh Kiai itu adalah buatan orang kafir, otomatis kiai yang memainkan musik itu juga telah ikut kafir.

Pertemuan perdana antara santri baru dan Kiai di warnai dengan banyak tanda tanya. Para santri baru duduk diam membisu menunggu pengajian yang akan di berika oleh sang Kiai. Karena semua terlihat diam,, sang Kiai kembali mengambil biolanya lalu memainkannya kembali hingga sebuah instrument lagu selesai di mainkan sang Kiai. Terlihat sang Kiai meletakkan biola, salah seorang dari santri itu memberanikan diri bertanya "pengajian sudah selesai ya kiai ?". "Belum Mulai," jawab kiai. Kenapa Kiai memainkan musuk londo ?, tanya Juzuli. "Memangnya tidak boleh ?". "Bukankah itu musi kafir kiai ?. "Yang kafir itu orangnya, bukan musiknya, kalau musiknya tidak ada yang kafir ataupun muslim," jelas sang Kiai.

Kita mau mengaji apa Kiai ? tanya santri. "Kalian maunya mengaji apa?. Semua santri yang hanya empat orang itu pada berpandangan karena bingung. Karena yang mereka tau kalau pengajian itu di berikan oleh sang Kiai. Sembari melirik ke arah adiknya, Daniel buka suara, "setahu kami pengajian yang kami ikuti sejauh ini bahannya dari guru". "Kalau begitu nanti yang pintar guru ngajinya," jawab Kiai sambil meletakkan biolanya. Para murid mengikuti guru saja, apa kalian mau seperti itu,? tanya sang Kiai lagi. Semua santri menggeleng.

Dari awal pengajian di mulai di langgar sang kiai, metode pengajian yang diterapkan memang jauh berbeda dengan langgar-langgar di tempat lain. Di langgar sang Kiai, yang menetukan pengajian itu adalah murid, dan Kiai akan memberikan pengajian sesuai dengan apa yang di inginkan oleh sang murid. Di mulai dengan bertanya. Karena, bertanya itu adalah gerbang untuk memasuki dunia ilmu pengetahuan, jelas sang kiai saat itu.

Lalu, salah seorang dari santri bertanya "yang di sebut dengan agama itu sebenarnya apa, kiai?. Sang kiai tidak langsung menjawab. Kiai mengerti sekarang kenapa santri-santri itu tidak betah mengikuti pengajian pada guru lamanya, kalau pertanyaan-pertanyaan mereka kritis-kritis seperti itu, yang mereka dapatkan pastilah sederetan kemarahan dari guru ngajinya.

Sang Kiai tidak menjawab pertanyaan santrinya dengan cara biasa. Kiai kembali mengambil biolanya dan memainkan sebuah asmaradhana yang membuat santri-santri itu terbuai. "Nah, apa yang kalian rasakan setelah mendengarkan musik tadi,? tanya sang Kiai. Satu persatu santri itu mengungkapkan perasaan mereka. "Aku merasakan keindahan Kiai,". "Seperti mimpi rasanya". ada pula yang menjawab "Semua persoalan seperti mendadak hilang". ada juga yang bilang, "damai sekali".

Nah, itulah "agama", jawab sang Kiai. Semua murid saling berpandangan mendengar jawaban sang Kiai yang sederhana. Orang yang beragama adalah orang merasakan keindahan, orang yang damai, tentram, karena hakekatnya agama itu seperti musik, mengayomi dan menyelimuti. Karena itulah agama harus kita pelajari, tidak hanya kita patuhi tanpa kita tahu dasar hukumya. Jika kita tidak mempelajarinya  dengan baik, agam itu hanya akan membuat diri sendiri dan lingkungan terganggu. Dalam beragama, kita tidak  bisa hanya mengandalkan keinginan, hanya karena kita merasa keinginan itu baik.

Pada zaman dahulunya, Kiai-kiai memandang musik itu haram, sebuah kebatilan. Karena mereka beranggapan bahwa musik melenakan jiwa dan pikiran dari mengingat Allah Swt. Sedang dakwah adalah kewajiban bagi mereka sebagai muslim, meski hanya satu ayat yang di sampaikan. Jadi bagaimana mungkin jika yang hak dan yang batil itu di campur pada satu orang, apalagi pada seorang yang berilmu tinggi seperti seorang kiai ?. Itu sebabnya pertentangan demi pertengan mulai menampakan reaksinya di antara langgar-langgar sang kiai saat itu.  Karena para kiai-kiai pada saat itu beranggapan bahwa musik hanya di mainkan oleh kaum Nasrani di gereja-gereja mereka, dan haram bagi kaum muslim.

Nah, pemikiran-pemikiran seperti itulah yang di coba rombak dan di luruskan oleh seorang K.H Ahmad Dahlan dahulunya. Kiai Dahlan hanya bermaksud agar pengajaran agama lebih menarik bagi kaum muda, dan membuat mereka lebih aktif bertanya dan mencoba berfikir lebih keras untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang berpendar di kepala sang murid. Hmm..jadi ingat cerita film India yang berjudul GURUKUL....Selamat menikmati Gurukul kesekian kalinya yaaaa... Nie cerita ntar di sambung soobb !!!

26 komentar:

  1. Habis nonton sang pencerah yaaa... :) kisah ini dalam bangett....penuh maknaaa...

    BalasHapus
  2. Menelisik lebih dalam tentang cerita ini,, satu yang harus kita fahami adalah HAKIKAT pengajaran yang di berikan oleh sang guru. pada intinya setiap yang kita lihat adalah pelajaran bagi kita, kalau kita mau berpikir. Akan tepapi kebanyakan orang berpendapat bahwa apa mereka lihat adalah tontonan bagi mereka. Padahal kalu kita lebih jauh berpikir, apa yang kita lihat adalah segalanya bagi kita. Bisa merupakan pelajaran, teguran, ujian, atau apapun tergantung kita yang berpikir dan merasakannya. Nice article beb..

    BalasHapus
  3. Sam@..kalau di bilang nonton, sprtinya bukan. Hanya saja karena keseringan baca buku pencerahan kali, jadi kepikiran saja merangkai kalimat spt itu, dan ssesuai jg dg realita yg sy lihat di lingkungan. thank's ya komennya..

    BalasHapus
  4. Cikal@,benar sob..! apa yg kt lihat itu sbtulnya semua pengajaran buat kita, tapi kebanyakan dari kita kan kurang bisa memaknai apa yg mereka lihat, bahkan kebanyakan diantara mrk langsung memvonis bahwa sst yg asing akan sllu berakibat buruk..wuah sob, nie kalo bercerita urusan konsp pendidikan bisa jd panjang ni penjabarannya..tp paling tdk, untuk jaman skrg.. saya punya konsep begini,. sbg guru/orang tua kita dlm urusan mbrikan pddkan pada anak, apapun bntknya pddk itu, fungsi kita itu hanya 3..yaitu sbg fasilitator, motivator dan mobilisator..krn jaman skrg otak anak bukan lagi untuk di isi/dipadati, akn ttp otak si anak itu mrpkan subuah wadah yg hrs dinyalakan apinya/dipanaskan..tp jgn lupa kendali haruslah ttp pd guru/ortu yg pegang, heee ntah benar/tidak ni yg saya blg terserah shabtlah yg menilai, krn masg2 kt pasti punya konsep yg beragam, sorry y sob jd panjang ceramahnya...

    BalasHapus
  5. tulisan yang mencerahkan ... tulisan yang mengalir seperti air ... membacanya seperti melihat sebuah lukisan yang dilukis oleh pelukis terkenal sekaliber Van Gogh ...

    BalasHapus
  6. A.A@..hahayy..pujiannya terlalu tinggi..jadi berat ngangkatnya, bantuin dunk..heee, ya dech..makasih comentnya..moga saja memabawa pencerahan, amiiinnn..

    BalasHapus
  7. Wah, keren..
    pkoknya sya suka dgn sgala info n krya tulisn non.
    sksez sllu!

    BalasHapus
  8. wah, ceramahnya nyampe kemana2 ya, tapi bener sh apa yang di ungkapkan pada artikel di atas.
    semua yang kita lihat, kita rasakan, kita dengar, adalah karunia Alloh yang sangat nikmat apabila tahu pemakaiannyaa

    BalasHapus
  9. K3@..InsyaAllah..smoga sj bermanfaat ya sob..thank's ya

    BalasHapus
  10. Said@..Bener nie sob, ceramahnya wisata..nah itu dia..walaupun ceramahnya hilir mudik wisata..yg penting kita tidak lari dari tititk ordinatnya/tdk keluar daro koridor ajaran agam dan prinsip hidup kita masing2..thank's ya sdh koment..

    BalasHapus
  11. wah, hebat ya. bisa menulis tulisan yang mencerahkan seperti ini. pasti susah.

    BalasHapus
  12. koq masih bersambung siiih,..
    hehehe ditunggu deh postingannya :)

    BalasHapus
  13. itu dari film Sang Pencerah ya?
    Gurukul itu di film yang judulnya Mohabbatein ya?
    film yang serupa mungkin Dead Poet Society ya.. :)

    BalasHapus
  14. iya nih postingannya mencerahkan, thanx ya putri ^^

    BalasHapus
  15. Eks@..gak susuah2 amat kok sob..kuncinya rajin baca, rajin bertanya..dan apa yg kita ingat di coba menulisnya...masalah benar ato salahnya itu urusan nanti..kan banyak sahabat yg bisa kasih komentar heeee..thank's ya

    BalasHapus
  16. Mbak Kenia@..nyari inspirasi dulu untuk nyambung nya,,,insyaallah..salam mbak

    BalasHapus
  17. Ra-Kun@..Ma'af ya aku salah..bener yang kamu bilang itu film Mohabbatein judulnya..yg Gurukul itu nama sekolahnya..ceita aku dg film itu mgkn sifat sama2 mencerahkan dg fersi yg beda,,sbtulnya ceritaku ini refers nya pd jaman Londo dulu,,jaman masyarakat priayi brda di bawah tekanan Belanda, cuma saya meniliknya dari segi agama, yaitu seorang Kiai yg mempunyai pandangan yg dinamis thdp pddk, dst...hingga terbentuknya Budi Utomo dan Muhammadiyah...Wuuaaah bisa wisata Jahiliyah nie kita..heeee,,thank's ya sob komennya..

    BalasHapus
  18. Oen-Oen@,,makasih..moga saja mencerahkan,, dan nambah masukan yg positif dari sahabat2 makasih...salam

    BalasHapus
  19. Heemm,, Kyai AHMAD DAHLAN emang Sosok yg Fenomenal, Teladan yg Bijaksana, & begitu berbeda (Kontroversial) dg Para Kyai dijamannya dg ajarannya.... Hwehehehehe
    SALUT BGT!!!
    Prok...Prok....Prok...

    BalasHapus
  20. Hmm,, Kisah dr Kyai Ahmad Dahlan ini penuh Inspirasi & Teladan Bijak yg patut direnungkan & dipraktekkan... Sosok Kyai yg Bijaksana & kontroversial dijamannya atas ajarannya yg berbeda dg Kyai umumnya.. SALUT BGT!!!
    ( Menyambung Komentar barusan yg ilang )
    Hwehehehe...PizZ.

    BalasHapus
  21. Bagibagio@,.K.H.Ahmad Dahlan mmg teladan yg bijak..kalau masalah ajarannya, saya pikir mgkn sama dg kyai2 yang lain, yg berbeda itu mgkn CARAnya beliau berdakwah, caranya beliau mendidik dan membuka wawasan masyarakat pada jamannya, yg berada di bawah tekanan jajahan Hindia-Belanda. Cara beliau itulah yg menjadi kontroversial dg kyai2 lain..kalau utk jaman skr ini,, sy suka bgt dan salut dg cara2 yg beliau miliki itu..maksih ya sob komentnya..

    BalasHapus
  22. saya dulu sekolah di muhammadiyah. .
    ada pelajaran ttg kemuhammadiyahan, jadi ga asing sama tokoh islam KH Ahmad Dahlan. .

    Tp ga nyangka jg beliau bisa main biola. .

    BalasHapus
  23. Wira@,,makasih tlh berkunjung dan telah mampir,,pekepiawaiain beliau bermain biola itu jugalah salah satu cara buat beliau menyelusup masuk untuk mengajar di sklh kweecshcool (sekolah belanda)dahulunya..dan meluruskan ajaran islam kejawen yg berkembang di sekolah itu..metode pengajaran beliau tdk ceramah melulu,,tp berdiskusi dengan musik, jadi unsur politik dan keinginan beliau utk menari msyrakt pribumi dr ketertindasan penjajah tdk kentara..di situ hebatnya beliau...makasih ya sob, salam

    BalasHapus
  24. bahkan rasul pernah berkata: belajarlah sampai ke negri china: persamannya apakah belajar ilmu dgn org kafir juga di katakan kafir,,hehe,, intinya jgn berpikir sempit dlm memaknai ibadah, dan keyakinan..

    BalasHapus
  25. Al-Kahfi@, Nah, di situlah kelirunya masyarakat awam.Islam sendiri tidak pernah ada mebatasi untuk kita menuntut ilmu.yang membuat seseorang itu berfikir bahwa belajar pd orang kafir maka kita otomatis kafir, itu adalah prinsip yg dimiliki oleh ssorang, dan salah memaknai ttg sst hal, terlalu cepat bernegatif thinking..barangkali begitu ya..makasih ya sob komennya, salam

    BalasHapus
  26. izin nyimak aja ya non..^-^

    hmmm....salam sahabat jug..!!

    BalasHapus

Komentar anda yang berupa saran ataupun kritikan adalah masukan untuk sempurnanya postingan ini. Terimakasih telah berkomentar..!!