http://putriomsima.blogspot.com/
Hati adalah tempat kita berdiskusi,,,Pungsikan hati untuk melihat dan memahami keadaan yang ada di sekitar kita...

Minggu, 29 Mei 2011

Peradaban Cinta Anak Rimba

Oleh: Putriomsima

Dalam istilah Antropologi berdasarkan sejarah evolusi masyarakat, Promiskuitas merupakan suatu zaman dimana manusia menyalurkan kebutuhan biologisnya berdasarkan insting semata, tak ubahnya seperti binatang. Yang membedakannya ,Promiskuitas melahirkan era kesadaran perempuan bagaimana nasib anak-anak atas kesembrautan silsilah bapaknya. Dari situlah munculnya evolusi masyarakat yang berdasarkan penarikan garis keturunan pihak perempuan (Matrilinial), karena Promiskuitas terjadi di lingkungan alam yang eksotis pada saat ekosistim dalam tatanan yang paling ideal..


Orang-orang rimba yang hidup di hutan sring di citrakan orang-orang modern, layaknya orang-orang yang hidup pada zaman Promiskuitas. Tak jarang sering timbul pertanyaan, bagaimana hubungan antar lawan jenis di komunitas orang TNBD  Jambi (Taman Nasional Bukit Duabelas)?, dengan kondisi alam yang hutannya sepi bagaimana mereka pacaran? sementara lelakinya hanya bercawat dan perempuan hanya melilitkan kain di pinggang. Sebaiknya kita tidak usah bernegatif thinking dulu dan terpengaruh dengan settingan-settingan cultur barat seperti  film baywach, yang mengambil setingan pantai, gadis berbikini dan pria bercawat speedo. Pergaulan bebas tidaklah di tentukan dengan cara orang berpakaian, bukan?. Menilik kondisi dan suasana alam, serta aktivitas yang di lakoni oleh orang rimba, tak terbayangkan betapa repotnya mereka harus perpakaian lengkap. Bercawat bagi mereka lebih praktis untuk melakukan aktivitas berburu dan mengumpulkan makan lainnya.

Adab Pacaran Versi Orang Rimba
Jatuh cinta berjuta rasanya. Hari-hari selalu terasa indah. Mau makan ingat si Dia, mau minum ingat si Dia, mau tidur ingat si Dia, mau apa-apa selalu ingat si Dia (seperti lagu saja). Mau kencan , janjian, apel mojok di malam minggu ? suatu yang mustahil terjadi pada bujang dan gadis orang rimba. " Maroboh halam nang mumpa nyoi" yang artinya terlarang dan robohnya  tatanan adat rimba. Jangankan berdua-duaan, dan bersentuhan kulit, menyentuh kain dan peralatan gadis rimba saja sudah merupakan pelanggaran.. alamaakk repotnyaa.

Ketertarikan bujang dan gadis rimba boleh di sampaikan melalui pihak ketiga. Biasanya yang mewakili orang tua waris laki-laki. Pihak ke tiga inilah yang biasany menyampakan kepada waris si gadis. Bila ada kesepakatan maka di mulailah masa pacaran versi orang rimba yang di sebut dengan nyemendo. Nyemendo merupakan masa berbakti atau perploncoan. Dimana bujang rimba harus bisa membuktikan dulu kemampuannya, kerajinan dan ketekunannya mencari penghidupan, misalnya mencari sagu, mengambil madu, membuka ladang dsb kepada pihak perempuan ( calon waris waris pihak perempuan). Saat nyemendo si laki-laki tidak di perbolehkan untruk bertemu dengan si gadis atau calonnya kecuali di dampaingi oleh seseorang atau kerabat. Nyemendo salah satu cara mengatur hubungan antar jenis kelamin sebelum mereka benar-benar menikah. Pelanggaran atas ritual nyemendo akan di selesaikan melalui persidangan adat. Bentuk penebusan dari pelanggran yang di lakukan biasanya berupa denda kain. Dan besar kecilnya pelanggaran yang di lakukan biasanya tergantung pada banyaknya jumlah kain yang di bayarkan.

Masa berbakti (bride service) kepada pihak perempuan penuh pertarungan dan kadang berlangsung sampai bertahun-tahun, itupun calon belum tentu pula di terima sebagai menantunya. Panjangnya perjuangan yang harus di tempuh oleh bujang-bujang rimba bukan membuat mereka surut, malah mereka tertantang untuk mengeluarkan indra ke enamnya untuk bisa mengambil hati calon mertuanya. Saat bujang rimba sedang nyemendo rasa takut dan cemas harus di kesampingkan menghadapi tatantangan dari calon mertua. Bayangkan saja, kadang calon mertua menyuruh bujang rimba memanjat madu yang tingginya sampai 50 M, tanpa ragu bujang rimba harus melakukannya walau di tebus dengan sakit karena sengatan ratusan lebah, dan tak jarang nyawa pun di pertaruhkan demi mendapatkan sang pujaan hati. Bagi kita cara mengabdi  bujang orang rimba TNBD mungkin tidak masuk di akal. Tapi itulah realitanya. Pengorbanan bujang rimba tidak seperti remaja perkotaan yang bahkan sering menjerumuskan dirinya memakai narkoba karena cinta, yang merupakan moral cerita dari misteriusnya cinta. 

Di setiap pembicaraan yang bertemakan cinta sering kita terbawa perasaan sentimentil.  Cinta dan pengorbanan dalam setiap episod kehidupan manusia telah di percaya bahkan di kultuskan sebagai bentuk perasaan hakiki yang paling universal. Lalu ada apa dengan cinta ?. "Bagi saya cinta adalah suatu anugerah dari Sang Pencipta, yang harus di jaga keberadaanya di dalam jiwa."







3 komentar:

  1. Wah, menarik sekali postingannya..
    Semoga saya termasuk ke dalam bagian orang yang bisa menempatkan cinta dalam koridor hakikat cinta yang semurni-murninya.

    BalasHapus
  2. Ansopiy,,InsyaAllah,,di do'akan, semoga saja begitu...amiinnn

    BalasHapus
  3. oh, bersentuhan kulit aja gak boleh ya. wah wah...

    BalasHapus

Komentar anda yang berupa saran ataupun kritikan adalah masukan untuk sempurnanya postingan ini. Terimakasih telah berkomentar..!!