http://putriomsima.blogspot.com/
Hati adalah tempat kita berdiskusi,,,Pungsikan hati untuk melihat dan memahami keadaan yang ada di sekitar kita...

Jumat, 24 Juni 2011

Dampak Perobahan Sosial Terhadap Pembangunan


Literatur tentang perobahan sosial ini di mulai tanpa mendefinisikan dengan jelas apa yang di maksud dengan konsep perubahan itu. Perobahan sosial di perlakukan seakan-akan mempunyai makna berupa fakta intuitif. Tetapi arti perobahan sosial sebenarnya bukanlah berupa fakta intuitif seperti yang banyak di kemukakan oleh para ahli. Kebanyakan definisi membicarakan perobahan dalam arti yang sangat luas. Welbert Moore, misalnya mendifinisikan perobahan sosial sebagai perobahan paling penting dari struktur sosaial, dan yang di maksud dengan struktur sosial adalah pola-pola prilaku dan interaksi sosial. Moore, memasukakan kedalama lternatif perubahan sosial sebagai ekspresi mengenai struktur seperti norma nilai dan fenomena kultural. Jelaslah definisi demikian serba mencakup. Definisi yang lain juga mencakup bidang yang sangat luas, seperti perubahan sosial yang di definisikan sebagai variasi atau mendifinisikan dalam setiap aspek proses sosial, pola sosial, dan bentuk-bentik sosial, dan juga  mendefinisikan antar hubungan yang mapan dan standar prilaku.

Definisi demikian bukan tidak berguna, karena dapat menunjukan bahwa perubahan sosial itu adalah fenomena yang tampil dalam arti menembus ke berbagai tingkat kehidupan sosial yang terus-menerus selalu mengalami perubahan. Yang berbeda hanyalah tingkat perubahannya, dan sikap terhadap fenomena tertentu. Perubahan itu normal dan berlanjut. Persoalan yang mungkin di ajukan yaitu berkaitan dengan dengan arah dan laju perubahan di berbagai tingkat kehidupannya. Ada yang berpendapat, tidak ada perubahan yang penting jika intuisi itu sendiri tidak berubah, sementara ada juga yang berpendapat bahwa perubahan sikap pun penting dalam kehidupan sosial.

KONSEP 
Perubahan sosial di pandang sebagai sebuah konsep yang serba mencakup, yang menunjuk kepada perubahan fenomena sosial di berbgai tingkat kehidupan manusia, mulai dari tingkat individual hingga ke tingkat dunia. Perubahan sosial dapat di pelajari pada satu tingkat tertentu atau lebih dengan menggunakan berbagai kawasan study dan berbagai satuan analisis.

Jelaslah bahwa perubahan sikap sama pentingnya dan sama logisnya dengan perubahan institusionalnya. Namun, yang perlu di perhatikan adalah bahwa perubahan penting pada satu tingkat tertentu, dan tidak harus penting pula pada tingkat lain. Perubahan sikap akan mencerminkan perubahan hubungan antar individu, antar organisasi, dan antar institusi. Tepi mungkin pula tidak, atau mungkin juga terdapat kesenjangan waktu, sehingga perubahan yang terjadi pada satu tingkat lebih lambat  di banding yang terjadi di tingkat lain.  Dengan dibedakannya perubahan pada tingkat-tingkat tersebut, tidak berarti pula bahwa perubahan pada satu tingkat tertentu terlepas dari perubahan pada tingkat lain.

Beberapa waktu yang lalu, di Bolivia, telah terjadi perubahan besar yang di lukiskan sebagai berikut " Kemunduran pengaruh kelas tuan tanah fiodal mengikuti melemahnya basis mereka, berkurangnya kontrol terhadap tuan tanah,: Organisasi potensi yang menyatakan berbagai kelompok kepentingan, memegang tanggung jawab hukum, politik, ekonomi dan sosial terutama bagi kelas tuan tanah. semuanya telah merusak sistem stratifikasi sosial tradisional. Semua perubahan ini tentu terjadi sesuai dengan tujuan revolusioner semula. Tetapi masing-masing komunitas secara individual mendapat pengaruh yang berbeda, dan beberapa di antaranya tidak tersentuh oleh pengaruh revolusioner tersebut. Ewen, menemukan bahwa sebuah kota kecil Vila Abecia, bahwa kekuatan ekonomi tetap berada di tangan segelintir  patroli ( kaum fiodal ) yang mengendalikan tanah pertanian, air dan tenaga kerja, suatu situasi yang sedikit sekali bedanya dengan ketika sebelum revolusi. Patroli ini mampu memertahankan kekuatan mereka. Sebagian karena mereka tergabung dengan partai revolusioner dan sebagian lagi karena mereka tetap ingin mempertahankan kontrol terhadap dewan pelaksana undang-undang agraris setempat. Akibatnya, meskipun beberapa desa mengalami perubahan besar, yang lainnya tetap seperti Villa Abecia, dimana mayoritas penduduknya tetaplah petani, namun sama saja dengan pola klasik prarevolusi yang terdiri dari segolongan orang miskin, buta huruf, hidup di gubuk-gubuk di kebun anggur dan di ladang pertanian,berpakaian sederhana, dan bekerja dalam jam kerja yang panjang.

Perubahan sosial dalam institusional yang terjadi di Bolivia, tidak tercermin di setiap komunikasi, begitu pula perubahan sikap , tidak berarti bahwa di sana telah terjadi perubahan institusi sosial. Perubahan sosial adalah normal dan berkelanjutan, tetapi menurut arah yang berbeda di berbagai tingkat kehidupan sosial dengan berbagai tingkat kecepatan. Untuk memahami perubahan kita harus menjelaskan tingkat analisis tertentu.


KECENDRUNGAN DALAM PEMBANGUNAN

Tekanan utama dalam pembangunan negara-negara tropis adalah pada komunikasi dan sumber-sumber material. Pembangunan yang menekankan kepada pembangunan yang sempit dan spesifik di hubungkan kepada kebutuhan serta kesejahteraan anggota masyarakat, adalah kurang. Dewasa ini sebagian besar pemerintah negara-negara tropis menyadari kebutuhan untuk mendorong taraf nasional. dan bayak program-program spesial untuk menstimulir dan menolong orang untuk  mengembangkan cara-cara hidup masyarakat setempat. Masyarakat tentu saja boleh mengadakan penyesuaian dirinya untuk mengubah dan mengembangkan cara-cara hidupnya tanpa bantuan dari luar ataupun dalam, dari jenis apapun.

Salah satu pembangunan masyarakat adalah menemukan cara-cara efektif untuk merangsang, menolong dan mengajar orang-orang untuk mempergunakan metode-metode baru untuk mempelajari keahlian dan ketrampilan baru: mode dan ketrampilan yang lebih baik dari pada metode dan ketrampilan tradisional., karena metode dan ketrampilah bisa menolong mereka untuk menghasilkan lebih banyak makanan, mendapatkan kesehatan yang lebih baik, pendidikan yang lebih layak dan memperoleh  banyak barang dari yang biasanya mereka peroleh.
Hal ini baru satu aspek saja dari pembangunan masyarakat. Pada kenyataanya, masyarakat yang masih terbelakang terlalu banyak menerima perobahan dalam berbagai hal. Perubahan itu biasanya terjadi oleh masalah-masalah baru. Semisal, Petani merubah alat-alat pertaniannya, tetapi tidak merubah metode-metode bertaninya, dan kemudian terancam bahaya erosi. Pendeknya, mereka akan menerima perobahan untuk merombak cara hidup mereka yang tradisional itu tanpa menerima perubahan-perubahan lanjutan yang bisa menghambat efek yang buruk.

Tujuan pertama dari dari pada mengintrodusir perobahan, kita harus menambahkan hal lain, yaitu menolong orang untuk menyesuaikan cara hidup mereka kepada perubahan-perubahan yang mereka terima, atau yang di lancarkan kepada mereka.. Ringkasnya, berhasilnya atau gagalnya suatu perubahan terhadap pembangunan yang di harapkan akan di pengaruhi oleh sikap masyarakat itu sendiri. Apabila sikap ini menguntungkan, maka masyarakat itu akan bertindak sesuai dengan saran tersebut sekurang-kurangnya mendengarkannya.

Pembangunan hanya dapat di capai bila orang-orang di tolong untuk menyesuaikan diinya kepada suatu kelompok perubahan yang saling berkaitan. Dengan kata lain, ide-ide baru dari suatu badan pembangunan masyarakat  bisa menyebabkan disintegrasi masyarakat tanpa ia bekerja, dan bukannya pembangunan.
Contoh diatas menjelaskan bahwa kepercayaan dan norma-norma, adat istiadat sering bertautan  demikian eratnya bila perobahan yang lain mengikutinya. Orang-orang bisa menerima perubahan baik mengenai jenis perubahan dari segi alat-alat pertanian yang menunjang meningkatnya suatui ndustri, tapi mereka menentang keras percobaan untuk merobah inti kebudayaan mereka. Pada dasarnya inti kebudayaan akan mereka pertahankan dalam waktu lebih lama.


DAMPAK PEROBAHAN DALAM PEMBANGUNAN

Perubahan terjadi di sebabkan oleh masalah-masalah baru. Petani-petani merobah alat-alat pertaniannya, tetapi tidak merobah metode bertaninya, dan kemudian terancam bahaya erosi atau terjadi gagal panen. Di sini kita kan melihat adanya kontradiktif yang terjadi pada masyarakat. Orang-orang byang seharusnya penerima peningkatan kemakmuran akibat dari adanya perobahan yang di sengaja, justru adalah orang-orang yang paling gigih menolak perobahan tersebut. Hal ini di sebabkan karena sebelumnya mereka telah menemukan kemungkinan-kemungkinan datangnya suatu bahaya. Mereka tidak  memiliki persediaan untuk mengatasi kegagalan. Mereka yaki9n bahwa mereka dapat melangsungkan kehidupan dengan kerja seperti yang mereka perbuat sebelumnya, dan mereka memerlukan keyakinan sebelum mereka mengerjakan setiap pekerjaan yang berbeda. Pada akhirnya adalah mereka yang menderita, dan bukan petugas yang telah mengemukakan sesuatu tersebut.

Bagamanapun, perobahan itu tidaklah selalu yang di anggap membahayakan. Suatu badan pembangunan masyarakat harus lebih banyak memperhitungkan kehidupan masyarakat, adat istiadat, norma-norma. Ia harus pula mengenal seluruh aspek kebudayaan masyarakat yang antara lain aspek itu bertautan antara yang satu denganyang lainnya, dan perobahan dalam satu aspek itu akan mempengaruhi aspek-aspek lainnya dan menimbulakn masalah baru. Bahkan, perobahan kecil sekalipun akan mudah menimbulkan rangkaian perobahan-perobahan lain, yang terkadang sukar untuk di ramalkan akibat apa yang akan di timbulkan.. Hidup dalam masyakat tradisional bukanlah kehidupan terpisah-pisah, kehidupan pertanian mungkin saja berhubungan dengan religi, karena petani percaya bahwa untuk menjaga kesuburan tanah dan turun hujan pada waktunya, mereka harus menjaga hubungan dengan karuhunnya. Banyak hal-hal yang harus di hindari dan di anggap pantang oleh masyarakat agar terhindar dari suatu marabahaya.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda yang berupa saran ataupun kritikan adalah masukan untuk sempurnanya postingan ini. Terimakasih telah berkomentar..!!