Jum’at dan Sabtu, 24 dan 25 Juni 2011, adalah hari bagi orang tua di berbagai tempat yang anak-anak mereka sudah bersekolah, mau tak mau orang tua harus berada pada salah satu kondisi tersebut, karena hari itu adalah hari persembahan hasil perjuangan dan usaha anak-anak mereka pada orang tuanya. Berbagai bentuk lukisan wajah tergambar, bermacam rasa terlukis dari seraut wajah itu seketika. Ada yang senyum tertahan-tahan saat berdiri di podium saat mengambil sebungkus hadiah buku si bintang kelas, ada juga yang sempat menitikkan air mata harunya, karena bangga memiliki anak yang cerdas, ada juga yang terlihat biasa-biasa saja, dan bahkan juga banyak terlihat wajah-wajah seperti kertas yang di remuk-remuk itu bermunculan karena nilai si anak tidak memuaskan.
Yah, sebagai orang tua, pastinya harus bertanggung jawab terhadap si anak, memvasilitasi kebutuhan anak sesuai kemampuan, membimbing dan mengarahkan anak ke yang lebih baik, menanamkan nilai-nilai moral dan agama pada diri anak, biar mereka tidak salah langkah atau salah kaprah untuk menilai dan bertindak atas sesuatu hal. Dan sebagai anak sudah barang tentu ada pula kewajiban kewajiban tertentu yang harus di penuhi sesuai dengan kemampuannya pula, sesemisal: menghormati orang tua, harus menjaga nama baik keluarga, menjaga nama baik orang tua, menghargai pendapat atau ide2 orang tua, berusaha mewujudkan harapan orang tua, dsb.
Testimony Orang Tua Murid
Pagi itu sekitar jam 9.00 Wib, saya sudah berada di sekolah anakku untuk mengambil hasil ujiannya/ rapor kenaikan kelasnya. Salah satu sekolah swasta tervaforit di kota tempat saya berdomisili saat ini, waktu itu sekolah ini jadi tujuan terahir anakku untuk mendaftar. Terpaut masalah nilai NIM di SMP dulu, ia tidak lolos masuk sekolah SMA negeri vaforit yang di inginkannya. Selisih nilai satu poin sudah cukup membuat anak saya stress berat waktu itu, terjebak nilainya hanya di komanya saja. Nilai yang di terima minimal koma 35, nilai anak saya koma 34..sangat di sayangkan sekali. Mau masuk ke sekolah yang di rayonkan ia tidak berminat, berbagai pertimbangan dan lain hal, saya sebetulnya juga tidak menginginkan ia sekolah disana, salah satu alasan adalah lokasi sekolah yang sangat jauh dan butuh beberapa kali naik angkot baru sampai ke lokasi sekolah tersebut. Dari itu di putuskanlah masuk ke sekolah swasta ini, lagian prestasi sekolah swasta ini memang sudah menNasional, kwalitas sekolahnyapun bagus.
Waktu itu anak saya sempat meragu untuk bersekolah di sekolah swasta, ternyata ia punya tujuan tersendiri di balik kemampuan yang ia miliki. Anak saya ingin lulus di perguruan tinggi negeri melalui Penjaringan minat dan bakat atau yang lebih di kenal dengan PMDK itu. Maka saya yakinlah ia, bahwa di sekolah swata pun PMDK itu berlaku, “dan lagi pula sekolah yang akan kamu masuki juga bukan sekolah yang sembarangan, kalau kamu punya kemampuan, ya harus giat belajar tentunya, kenapa harus takut pula menghadapi tes masuk PTN, syukur syukur nanti bisa lulus melalui PMDK. Kamu tidak boleha terlalu tinggi berharap, yang penting harus berusaha dulu ,” itu saran saya waktu itu. Akhirnya ia mulai semangat lagi, tanpa beban apapun juga terlihat. Alhamdulillah di sekolah swasta ini ia bisa mengikuti pelajaran dengan baik, dan sempat juga menghandle juara di kelasnya. Tahun lalu anak saya itu sudah duduk di kelas XI (kls II) dengan jurusan IPA 1, lokal unggul. Dan tahun ini, tepatnya kemaren tgl 25 Juni 2011, saya mengambil rapor kenaikan kelasnya lagi, alhamdulillah naik ke kelas tiga dengan nilai yang bagus juga, tapi dengan catatan kali ini tidak juara kelas lagi..heeee ketat ternyata persaingan. Bayangkan saja, juara umum saja di kelasnya dia, scor nilai mendekati nilai rata rata 9, Subhanallah…memang pinter buanget tu anak.
Kali ini nilai IPK anak saya sudak bergelombang, naik turun seperti lukisan gunung. Sungguhpun begitu sebagai orang tua saya juga tidaklah berkecil hati, itu sudah batas kemampuan anak saya, lagian kemaren ini satu bulan menjelang ujian naik kelasnya anak saya itu sempat sakit selama 2 minggu, Alhamdulillah..ia masih bisa masuk sepuluh besar. Tapi taka apa apa, sebagai orang tua saya cukup bangga dengan prestasinya . Memotivasi lagi supaya tidak kehilangan kepercayaan dirinya, dan memfasilitasi sesuai kemampuan itu target saya kedepan, demi kebaikan anak saya. Tahun depan mudah mudahan ia lulus, dan kalau ada rezeki insyaallah bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi seperti harapan ia dan harapan saya juga sebagai orang tua. Semoga saja ..amiiinnn
Kali ini nilai IPK anak saya sudak bergelombang, naik turun seperti lukisan gunung. Sungguhpun begitu sebagai orang tua saya juga tidaklah berkecil hati, itu sudah batas kemampuan anak saya, lagian kemaren ini satu bulan menjelang ujian naik kelasnya anak saya itu sempat sakit selama 2 minggu, Alhamdulillah..ia masih bisa masuk sepuluh besar. Tapi taka apa apa, sebagai orang tua saya cukup bangga dengan prestasinya . Memotivasi lagi supaya tidak kehilangan kepercayaan dirinya, dan memfasilitasi sesuai kemampuan itu target saya kedepan, demi kebaikan anak saya. Tahun depan mudah mudahan ia lulus, dan kalau ada rezeki insyaallah bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi seperti harapan ia dan harapan saya juga sebagai orang tua. Semoga saja ..amiiinnn
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda yang berupa saran ataupun kritikan adalah masukan untuk sempurnanya postingan ini. Terimakasih telah berkomentar..!!